Aku terjumpa sebuah 'website' yang sangat bagus, Rumah Filem (sila lihat Sambungan) siaran Indonesia, mengutarakan filem-filem Indonesia, Malaysia dan beberapa dari luar negara. Ada sebuah wawancara mengasyikkan Yasmin (Y) dengan Ekky (E), di mana kemerdekaan diutarakan:
E: Negeri Anda, Malaysia, merayakan Kemerdekaan ke-50 pada 31 Agustus lalu?
Y: Saya tidak peduli. Saya bukan nasionalis. Peringatan lima puluh tahun tidak berarti apa-apa. Bendera juga tidak bermakna, hanya selembar kain. Saya harus jujur pada Anda. Yang bermakna adalah masyarakat di Malaysia. Saya selalu bermasalah dengan negara. Karena begitu ada istilah “ini Negara saya” maka akan digunakan dan menjadi alasan untuk melawan Negara lain. “Negara saya, Negara kamu”. Saya peduli dengan masyarakat. Kita adalah kutukan terburuk dunia, juga harapan terbesar dunia. Kita harus memilih menjadi apa kita kelak.
Anak muda sekarang dianggap buruk oleh orang tua. Saya malah sebaliknya, mengapresiasi generasi sekarang. Anak muda sekarang dituduh tidak menghargai perjuangan 1957, saya pikir ini bagus. Cukuplah generasi tua saja yang merasakan kesengsaraan masa itu. Mengapa generasi muda dipaksa merasakannya juga? Itu bukan tujuan kemerdekaan. Kalau anak muda melupakan perjuangan, itu bagus.
E: Karena mereka punya perjuangannya sendiri.
Y: Ya! Mereka lebih pintar, dan lebih bagus penampilannya. (Tertawa)
'Line' terakhir itu yang paling best:) Maafkan aku (kalau ada orang memang bersikap patriotik buta kan?), tetapi apa yang dikatakan Yasmin sudah merumuskan segalanya yang aku dan generasi aku bayangkan tentang Merdeka.
3 comments:
alamak, nice find Fadz.
apa yang Kak Min cakap (ttg merdeka), is exactly what most of us (young thinking people) feels. rasa katartik sikit bila terasa macam other people 'get me'.
thanks!
kau dah tua lah saharil! sedar diri banyak sikit!!!
Kak Min memang "super BRAVO" hehe...she so God Damn selamber, man. Itu pasal Kak tangkap cintan sama dia. oit! Gue bukan lesbian. What I mean is she's a persona, phew!
Post a Comment